Ingat ke Dapur Setelah Pulang Dari Bepergian, Agar Tidak di Ikuti Bhuta Kala, Ini Penjelasannya

Ingat ke Dapur Setelah Pulang Dari Bepergian, Agar Tidak di Ikuti Bhuta Kala, Ini Penjelasannya - Selamat datang di blog TUANI, kali ini kami akan berbagi Ingat ke Dapur Setelah Pulang Dari Bepergian, Agar Tidak di Ikuti Bhuta Kala, Ini Penjelasannya yang tentu saja trlah lama anda cari. semoga dengan adanya postingan Ingat ke Dapur Setelah Pulang Dari Bepergian, Agar Tidak di Ikuti Bhuta Kala, Ini Penjelasannya ini, bisa bermaanfaat dan bisa menghilangkan rasa penasaran anda tentang Ingat ke Dapur Setelah Pulang Dari Bepergian, Agar Tidak di Ikuti Bhuta Kala, Ini Penjelasannya.

Ulasana tentang Ingat ke Dapur Setelah Pulang Dari Bepergian, Agar Tidak di Ikuti Bhuta Kala, Ini Penjelasannya ini sangat populer di kalangan masyarakat, kami telah lama mempersiapkan Ingat ke Dapur Setelah Pulang Dari Bepergian, Agar Tidak di Ikuti Bhuta Kala, Ini Penjelasannya ini untuk anda. mari kita lanjutkan pembahasan tentang Ingat ke Dapur Setelah Pulang Dari Bepergian, Agar Tidak di Ikuti Bhuta Kala, Ini Penjelasannya ini.



 

Ingat ke Dapur Setelah Pulang Dari Bepergian, Agar Tidak di Ikuti Bhuta Kala, Ini Penjelasannya

Pada waktu saya kecil dan sampai sekarang Orang Tua selalu menyuruh saya untuk ke dapur setelah pulang dari bepergian, entah itu siang maupun malam. Dapur dalam bahasa Bali disebut  Paon atau Puwaregan ini, tak hanya menjadi tempat memasak. Namun, punya fungsi khusus menurut keyakinan Hindu.

Seperti yang pembaca ketahui "untuk membuat olahan masakan adalah di dapur. Kata Paon sesungguhnya berasal dari istilah Pawon yang terdiri dari kata Pa dan Awuan yang artinya tempat abu. 

Dengan demikian sangat mengena dengan konsep memasak masyarakat Bali zaman dahulu. Selain dikenal sebagai tempat untuk memasak, dapur di Bali memiliki banyak makna, baik untuk upacara agama maupun sebagai tempat penyucian diri. Hal tersebut dikaitkan dengan Dapur sebagai Stana Dewa Brahma. Jadi, untuk memohon panglukatan kepada Dewa Brahma, masyarakat diharapkan memohon di pelangkiran dapur. 

Di dalam lontar Wariga Krimping disebutkan bahwa, Dewi Saraswati yang merupakan sakti dari Dewa Brahma sebagai dewa yang memberikan penyucian diri. Ketika seseorang mengalami sebel atau cuntaka setelah melakukan upacara Pitra Yajna, dapat memohon panglukatan kepada Dewa Brahma di pelangkiran dapur.

Selain sebagai tempat memasak atau pun tempat makan, ternyata dapur juga menetralisasi  ilmu hitam atau pun butha kala yang mengikuti sampai ke rumah. Pernyataan tersebut tertuang dalam Lontar Asta Kosala Kosali dan Asta Bumi.

Oleh karena itu, anggota keluarga yang berpergian hendaknya mengunjungi dapur terlebih dahulu, sebelum ke bangunan utama rumah ketika sudah pulang atau datang dari luar. 

Tak jarang di Bali muncul mitos bila  penghuninya tidak ke dapur terlebih dahulu, ketika sampai di rumah, maka bhuta kala atau segala ilmu hitam mengikutinya sampai di dalam kamar. 

Sampai akhirnya penghuni rumah tersebut mengalami perasaan tidak tenang (seperti dihantui) dan tiba-tiba jatuh sakit tanpa sebab yan pasti, Rahayu...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Manfaat Baik Menanam Bunga Jepun/Kamboja di Halaman Rumah. Salah Satunya Keberuntungan

Ini Tujuan Sulinggih Nyurya Sewana Setiap Pagi